Mungkin Anda pernah mendengar modus penipuan seperti ini. Yaitu ada orang yang mengaku-ngaku dokter sebuah Rumah Sakit lewat telpon mengabarkan suami atau anggota keluarga Anda mengalami kecelakaan dan dirawat di sebuah rumah sakit, terus mau dioperasi dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Kemudian Anda diminta transfer sejumlah uang untuk proses operasi suami atau keluarga Anda tersebut.
Modus ini biasanya dilakukan kepada calon korban (kebanyakan) wanita yang kebetulan mempunyai suami bekerja atau tinggal di luar kota yang berbeda dengan tempat istrinya tinggal, sehingga sang istri biasanya akan langsung panik, tanpa berpikir panjang langsung percaya dengan kabar yang disampaikan. Terlebih nomor ponsel si suami calon korban biasanya terus tidak bisa dihubungi karena sudah diblokir atau di-jamme oleh si pelaku sehingga calon korban akan kesulitan untuk mencrosscek berita kepada suaminya apakah beritanya benar atau tidak.
Sang penipu dengan tipu dayanya akan mengatakan suaminya sedang koma dan jika tidak segera dioperasi maka suami tidak akan tertolong lagi, alias bisa meninggal. Istri mana yang tidak akan panik jika mendengar berita begini?
Dan tiga hari yang lalu kejadian ini menimpah saudara dari kawan saya. Suami dari saudara kawan saya tersebut kebetulan lagi ke Semarang sementara istrinya lagi di rumah di daerah Batu Malang. Untungnya, istri dari saudara kawan saya tersebut tidak sempat transfer ke rekening penipunya meskipun sebelumnya juga sempat panik karena mencoba menghubungi semua nomor ponsel suaminya tapi tidak bisa-bisa.
Mengetahui ponsel suaminya tidak bisa dihubungi, saudara kawan saya tersebut diantara kepanikannya masih sempat berpikir jernih dan akhirnya mencoba menghubungi ponsel salah satu kawan suaminya yang ada di Semarang. Dan ternyata, suaminya sehat-sehat saja tidak kurang suatu apa bersama kawannya yang ditelpon tadi, tidak mengalami kecelakaan sebagaimana kabar yang diterima dari orang yang mengaku-ngaku Dokter tersebut.
Satu yang menjadi pertanyaan saya apakah modus kejahatan seperti ini melibatkan oknum dari operator seluler, ya? Kok, mereka (penipu) bisa tahu lokasi seseorang, nomor-nomor ponsel semua calon korbannya? Darimana coba mereka mendapatkan data-data itu? Terus mereka juga bisa melakukan blokir atau jamming nomor ponsel sasaran agar tidak bisa dihubungi untuk beberapa saat secara remote jarak jauh.
Ternyata meski mempunyai banyak nomor ponsel tetap tidak menjamin lolos dari incaran penipuan model begini. Saya jadi berpikir membandingkan dengan diri saya sendiri, saya pun juga mempunyai tiga nomor ponsel. Dua nomor sudah terpublikasi di tempat kerja bahkan salah satunya di internet, menjadi nomor telpon Contact blog ini, dan satu nomor lainnya hanya keluarga dan teman dekat saja yang tahu. Apakah ini menjamin penipu tidak bisa menemukan nomor saya?
Kalau belajar dari kasus tadi ternyata ponsel banyak tetap tidak menjamin aman dari modus penipuan begini karena penipu bisa tahu dan memblokir semua nomor-nomor ponsel para calon korbannya. Mungkin satu-satunya tindakan preventif untuk menangkal modus penipuan begini adalah kita ikut program Asuransi Medicare.
Apa hubungannya ikut asuransi medicare dengan penipuan? Hubungannya adalah dengan ikut asuransi medicare jika suatu saat Anda misalnya mengalami kecelakaan pihak rumah sakit tidak akan pernah minta deposit biaya rumah sakit atau biaya operasi kepada istri atau keluarga Anda karena semua biaya sudah dicover oleh perusahaan asuransi medicare Anda.
Dan ini yang penting, jika suatu saat ada penipu model begini yang minta transfer biaya operasi, Anda bisa tersenyum enteng dan bilang: "Maaf Anda salah alamat, Bung. Silahkan cari korban lain." He....He.... He....
Hem, untungnya saya tanpa harus keluar duit banyak bisa ikut asuransi medicare ini karena perusahaan tempat saya bekerja sudah mengasuransikan saya. Dan untung yang kedua, belum ada penipu yang sempat tertarik mencoba menipu saya. He…. He…..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hah, mereka udah bisa menerobos ke telpon selular juga??
BalasHapushebatttt bangggettt dong kerja mapia2 itu sekarang..
klo bgtu caranya, saya jg curiga operator selularnya turut andil *ah mudah2an hanya pikiran jelek saya ajah
Sekedar komen tidak nyambung..
BalasHapusSaya dokter, dan saya tidak pernah menelepon keluarga pasien, apalagi menelepon membicarakan biaya. Bahkan, saya tidak tahu kolega saya yang mana yang melakukan itu. Itu bukan kebiasaan dokter (di Indonesia).
Untuk mengoperasi seseorang, harus ada persetujuan dari keluarga dengan bukti hitam di atas putih. Jadi tidak mungkin dokter minta persetujuan keluarga via telepon, apalagi sampai menyuruh transfer lewat telepon.
Termasuk untuk operasi darurat juga, tetap harus melalui ijin keluarga. Operasi darurat tanpa ijin keluarga hanya mungkin dikerjakan jika ada bencana alam, tapi di Indonesia biasanya jarang yang begini karena operasi darurat begitu perlu biaya tinggi dan anggaran penanggulangan bencana belum mencukupi untuk itu.
Mudah-mudahan pengetahuan kecil ini bisa jadi modal supaya orang awam tidak mudah tertipu oleh oknum penelepon yang mengaku-aku dokter.
Lisha Boneth: Aku juga curiga begitu. Bagaimana tidak? Tiga nomor katanya bisa dijammed sekaligus dari satu nomor oleh penipunya.
BalasHapusVicky Laurentina: Setahu saya sisdur Rumah Sakit dimana-mana juga seperti itu, Mbak Vicky, harus ada persetujuan dari keluarga pasien dulu kalau mau operasi. Jadi seharusnya yang benar, istrinya ditelpon agar datang dulu ke Rumah sakitnya, bukan uangnya aja yang dikirim. Kalaupun operasinya butuh biaya besar biasanya kan ada penjelasan dulu dari pihak RS-nya.
Benar Mas saya setuju dengan kalimat "Maaf Anda salah alamat, Bung. Silahkan cari korban lain."
BalasHapusBahkan karena saya sudah baca informasi penting ini saya akan mengatakan "Baik saya akan segera transfer via HP tapi saat ini pulsa saya habis, tolong transfer pulsa dulu buat saya...nanti saya ganti di rumah sakit sekalian...." He he ..he....
Thanks infonya.
salam super
BalasHapusmemang sekarang kita mesti kudu teliti
dan bisa membedakan mana yang penipuan dan mana yang benar ,
he he he he
:D