Mungkin karena alasan itulah mengapa akses masuk ke beberapa Hotel Berbintang sekarang ini jadi diperketat. Alasannya, memberikan kenyamanan buat seorang tamu adalah bagian dari Service sebuah hotel yang perlu diberikan agar tamu merasa aman, nyaman dan betah menginap di hotel. Termasuk melindungi privacy-nya dari gangguan orang-orang yang suka mengusik ketenangan tamu menginap di hotel.
Saya tidak tahu standar ini mulai berlaku kapan dan diberlakukan pada hotel-hotel berbintang di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Tapi pengalaman saya menginap akhir Februari 2010 lalu di salah satu Hotel Berbintang Lima di daerah Lippo Karawaci Tangerang ini tak urung sempat membuat saya kebingungan di lift tatkala berniat menemui salah seorang kawan saya yang kebetulan sama-sama menginap di hotel tersebut. Saya dan kawan saya tersebut kebetulan memang berbeda lantai sehingga mau tak mau harus menggunakan lift jika saling mengunjungi.
Saya sempat kebingungan waktu memasukan Key Card Room saya ke panel control liftnya. Oh, ya bagi yang kebetulan belum tahu, Key Card Room hotel selain berfungsi sebagai pembuka pintu kamar juga berfungsi ganda untuk menghidupkan lift. Lift baru mau jalan kalau sebelumnya Key Card Room-nya dimasukkan lebih dulu. Jadi ini yang saya maksud tamu tak diundang tidak akan bisa masuk nyelonong ke lantai atas Hotel karena jika tidak memiliki Key Card-nya otomatis tidak bisa naik keatas dengan menggunakan lift.
Ini yang saya simpulkan dimuka tadi bahwa pihak hotel ingin melindungi privacy tamu-tamunya dari gangguan orang-orang yang bisa mengusik ketenangan tamu menginap di hotelnya. Karena batas ruang publik hanya sampai di ruang lobi saja. Selebihnya, lantai atas tempat kamar-kamar hotelnya berada hanya khusus buat tamu yang menginap saja. Orang umum yang bukan tamu akan kesulitan masuk ke lantai atas karena tidak memiliki Key Card-nya.
Kembali yang masalah lift tadi. Saya coba pencet-pencet lagi tombol nomor lantai liftnya namun lift tetap tak mau diperintah. Tombolnya tetap tak mau menyala meskipun sudah saya pencet berulang kali. Karena penasaran lift apa Key Card Room saya yang error maka saya coba pencet semua tombol lantainya, termasuk tombol lantai yang menuju ke arah lobi. Dan benar ternyata Key Card saya tidak rusak karena ternyata lift mau hidup dan jalan menuju lobi. Sampai akhirnya ditengah kebingungan saya tiba-tiba lift jalan lagi sendiri ke lantai atas karena mungkin ada tamu hotel lain yang memanggil liftnya.
Dan ternyata benar, begitu lift sampai dan pintu terbuka, saya terkejut sekaligus senang ternyata yang manggil liftnya justru adalah kawan saya sendiri yang hendak saya kunjungi ke kamarnya tadi. Kawan saya menjemput saya karena mungkin sudah tak sabar karena kelamaan sudah lama menunggu saya yang tak segera sampai ke kamarnya.
Sambil tersenyum kawan saya kemudian menjelaskan ke saya kalau lift memang sengaja di-lock oleh management hotelnya. Yaitu hanya bisa diperintah ke lobi dan lantai tempat room si tamu menginap. Tidak bisa dipakai buat jalan-jalan menuju lantai lainnya selain ke kedua lantai tadi.
Weleh-weleh! Pantesan liftnya tak mau diperintah. Jadi kalau kita mau mengunjungi tamu lain, maka mau tak mau harus saling jemput atau mesti reunian dulu ke lobi baru bisa saling ketemuan. Repot juga, sih tapi kalau dipikir-pikir bukankah kalau Anda ingin aman dan safety kadang mesti ditebus dengan sebuah keribetan seperti ini? Contoh, aturan untuk memakai safety belt misalnya, bagi sebagian orang mungkin dianggap ribet dan merepotkan meskipun semua orang tahu fungsinya sangat penting untuk melindungi keselamatan kita.
Itulah pengalaman saya menginap di sebuah Hotel Berbintang Lima di daerah Lippo Karawaci Tangerang. Dasar saya aja yang terlalu ndeso belum tahu perkembangan. Apakah Anda juga pernah punya pengalaman menarik serupa sewaktu menginap di sebuah hotel?
Saya tidak tahu standar ini mulai berlaku kapan dan diberlakukan pada hotel-hotel berbintang di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Tapi pengalaman saya menginap akhir Februari 2010 lalu di salah satu Hotel Berbintang Lima di daerah Lippo Karawaci Tangerang ini tak urung sempat membuat saya kebingungan di lift tatkala berniat menemui salah seorang kawan saya yang kebetulan sama-sama menginap di hotel tersebut. Saya dan kawan saya tersebut kebetulan memang berbeda lantai sehingga mau tak mau harus menggunakan lift jika saling mengunjungi.
Saya sempat kebingungan waktu memasukan Key Card Room saya ke panel control liftnya. Oh, ya bagi yang kebetulan belum tahu, Key Card Room hotel selain berfungsi sebagai pembuka pintu kamar juga berfungsi ganda untuk menghidupkan lift. Lift baru mau jalan kalau sebelumnya Key Card Room-nya dimasukkan lebih dulu. Jadi ini yang saya maksud tamu tak diundang tidak akan bisa masuk nyelonong ke lantai atas Hotel karena jika tidak memiliki Key Card-nya otomatis tidak bisa naik keatas dengan menggunakan lift.
Ini yang saya simpulkan dimuka tadi bahwa pihak hotel ingin melindungi privacy tamu-tamunya dari gangguan orang-orang yang bisa mengusik ketenangan tamu menginap di hotelnya. Karena batas ruang publik hanya sampai di ruang lobi saja. Selebihnya, lantai atas tempat kamar-kamar hotelnya berada hanya khusus buat tamu yang menginap saja. Orang umum yang bukan tamu akan kesulitan masuk ke lantai atas karena tidak memiliki Key Card-nya.
Kembali yang masalah lift tadi. Saya coba pencet-pencet lagi tombol nomor lantai liftnya namun lift tetap tak mau diperintah. Tombolnya tetap tak mau menyala meskipun sudah saya pencet berulang kali. Karena penasaran lift apa Key Card Room saya yang error maka saya coba pencet semua tombol lantainya, termasuk tombol lantai yang menuju ke arah lobi. Dan benar ternyata Key Card saya tidak rusak karena ternyata lift mau hidup dan jalan menuju lobi. Sampai akhirnya ditengah kebingungan saya tiba-tiba lift jalan lagi sendiri ke lantai atas karena mungkin ada tamu hotel lain yang memanggil liftnya.
Dan ternyata benar, begitu lift sampai dan pintu terbuka, saya terkejut sekaligus senang ternyata yang manggil liftnya justru adalah kawan saya sendiri yang hendak saya kunjungi ke kamarnya tadi. Kawan saya menjemput saya karena mungkin sudah tak sabar karena kelamaan sudah lama menunggu saya yang tak segera sampai ke kamarnya.
Sambil tersenyum kawan saya kemudian menjelaskan ke saya kalau lift memang sengaja di-lock oleh management hotelnya. Yaitu hanya bisa diperintah ke lobi dan lantai tempat room si tamu menginap. Tidak bisa dipakai buat jalan-jalan menuju lantai lainnya selain ke kedua lantai tadi.
Weleh-weleh! Pantesan liftnya tak mau diperintah. Jadi kalau kita mau mengunjungi tamu lain, maka mau tak mau harus saling jemput atau mesti reunian dulu ke lobi baru bisa saling ketemuan. Repot juga, sih tapi kalau dipikir-pikir bukankah kalau Anda ingin aman dan safety kadang mesti ditebus dengan sebuah keribetan seperti ini? Contoh, aturan untuk memakai safety belt misalnya, bagi sebagian orang mungkin dianggap ribet dan merepotkan meskipun semua orang tahu fungsinya sangat penting untuk melindungi keselamatan kita.
Itulah pengalaman saya menginap di sebuah Hotel Berbintang Lima di daerah Lippo Karawaci Tangerang. Dasar saya aja yang terlalu ndeso belum tahu perkembangan. Apakah Anda juga pernah punya pengalaman menarik serupa sewaktu menginap di sebuah hotel?
Saya belum pernah menginap di hotel berbintang.
BalasHapusPertanyaan saya:
1. Apakah hotel berbintang selalu tiga lantai atau lebih?
2. Apakah selalu punya lift?
Soal tamu tak diundang, kalau memang sudah niat, pasti bisa sampai ke kamar tamu hotel yang mau ditemui :)
Pertanyaan yang kritis ini. He..2X. Sesuai pengalaman saya menginap ke beberapa hotel berbintang sangat jarang hotel berbintang 4 keatas lantainya hanya dibawah 3. terlebih di kota besar yang harga tanah per M2-nya cukup mahal, tentu akan rugi bangun hotel jika tidak memaksimalkan fungsi tanahnya dengan membangun bertingkat.
BalasHapusLift, rasanya menjadi barang yang wajib ada di hotel berbintang. Saya belum pernah nemu hotel diatas 3 lantai tidak punya lift.
Saya juga setuju dengan Mas Mardianto, selama ada niat kesempatan bisa dicari atau dibuat tapi dengan dipersulit aksesnya, setidaknya bisa meminimalisir kedatangan orang2 yang berniat jahat ke hotel atau sekedar mengganggu privacy tamu
Wah liftnya keren banget..
BalasHapusterima kasih atas sharingnya