Senin, 21 Maret 2011
Telkomsel Terlalu Berlebihan Memperlakukan dan Mencurigai Pelanggan Kartu Halo
Saya adalah pengguna Kartu Halo Telkomsel dengan nomor 08121709044. Dan ini adalah pengalaman sangat tidak menyenangkan yang saya alami dengan pihak Telkomsel. Hari Sabtu, 19 Maret 2011 kemarin saya baru saja pulang dari luar negeri. Selama 8 hari di luar negeri saya menggunakan Kartu Halo untuk komunikasi International Roaming dengan keluarga saya di Indonesia. Sebagai pengguna loyal produk Kartu Halo Telkomsel yang sudah setia menjadi pelanggan selama 8 tahun dan tidak pernah sekalipun telat membayar, ini adalah pengalaman buruk yang sangat tidak menyenangkan.
Bayangkan! Saya dicurigai dan masuk dalam daftar orang yang dikuatirkan oleh Telkomsel akan Ngemplang tagihan hanya gara-gara tagihan saya melonjak di atas Rp 1 Juta, tidak seperti biasanya. Telkomsel memberikan ketentuan agar saya melakukan pembayaran deposit dimuka sebesar 75% dari tagihan berjalan saya di bulan Maret ini. Jika tidak, nomor Kartu Halo saya akan diblokir. Dan tepat hari ini Senin, 21 Maret 2011 sekitar pukul 16:00 WIB nomor saya diblokir oleh pihak Telkomsel karena saya tidak mematuhi ketentuan agar bayar deposit dulu di muka.
Perlu dicatat saya adalah pelanggan Kartu Halo dengan sistem pembayaran autodebet lewat Kartu Kredit BCA (BC 6) sehingga sebetulnya berapapun tagihan saya sudah ada pihak bank yang menjamin akan membayar tagihan ini. Yang artinya resiko tagihan tidak terbayar sebetulnya sudah dipindahkan ke pihak bank sehingga terus terang ketentuan Telkomsel ini sangat berlebihan. Hanya gara-gara menghindari resiko Pengemplang seorang pelanggan diwajibkan agar bayar deposit di muka sebelum billing ditagihkan. Permohonan pengajuan keberatan saya atas ketentuan ini samasekali tidak digubris oleh pihak Telkomsel. Saya tetap harus datang ke Grapari untuk melakukan pembayaran dulu baru blokir nomor saya dibuka.
Kepada pihak Telkomsel yang kebetulan membaca artikel ini, pertanyaan saya apa begini bentuk apresiasi Anda terhadap pelanggan pasca bayar loyal Anda? Bukankah kami ini adalah pelanggan premium yang punya ARPU (Average Revenue per User) pemakaian di atas rata-rata? Tapi mengapa hanya seperti ini bentuk penghargaan Anda kepada pelanggan setia Anda?
Hem, benar sekali komentar salah satu kawan saya di milis: Reputasi berlangganan 8 TAHUN terhapus oleh perjalanan 8 HARI.
* Artikel ini akhirnya mendapatkan respond positif dari Telkomsel. Pihak management Telkomsel akhirnya menelpon saya dan meminta maaf akan kejadian ini. Blokir nomor Kartu Halo saya akhirnya dibuka pertanggal 23 Maret 2011. Terima kasih saya ucapkan buat pengunjung blog ini yang sudah meluangkan waktu untuk baca keluhan tidak penting ini.
Labels:
Ngemplang,
Telkomsel,
Travelling
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya pakai pasca bayar juga, tapi dari fren. Saya memakai sistem batas kredit, sehingga tagihan tidak akan melonjak terlalu tinggi, dan biasanya saya memang menaruh deposit terlebih dahulu di pihak mobile-8 karena males bulak-balik tiap bulan buat bayar tagihan.
BalasHapusSehingga saya mungkin tidak mengalami hal seperti itu.
Tapi jika pun saya mengalami, rasanya itu tidak akan menyenangkan sama sekali. Kecuali kalau memang di awal berlangganan ada ketentuan seperti itu yang ditanda-tangani oleh pelanggan, sehingga kita tidak dapat protes.
Jika tidak ada, dan ketentuan itu merugikan saya. Saya sih sudah pasti pilih berhenti berlangganan, saya tidak suka berkompromi dengan hal-hal seperti itu.
Cahya:
BalasHapusSebenarnya pilihan bayar dengan sistem autodebit juga solusi praktis agar tidak bolak-balik bayar tiap bulan untuk bayar tagihan ke bank atau Grapari sama seperti deposit yang Mas Cahya lakukan di operator Fren.
Dalam banyak hal terus terang pelanggan pasca bayar memang sedikit dianaktirikan dibanding pelanggan prabayar. Karena promo2 SMS dan nelpon murah banyak berlaku di nomor prabayar, tidak berlaku di pasca bayar.
Saya salah perhitungan kemarin. Seharusnya saya minta limit saja sebelum berangkat ke luar negeri agar tidak membengkak tagihan saya. Atau pakai prabayar saja.
Setelah ini saya akan pertimbangkan untuk menutup saja Kartu Halo saya dan menggantinya dengan nomor prabayar operator lain. Percuma, toh Telkomsel tidak menghargai reputasi saya selama 8 tahun menjadi pelanggan loyal dia.
Sepertinya sudah banyak contoh kasus dan pada ujungnya pelanggan juga yang dirugikan, dasar... memang tidak ada tenggang rasa? kalo saya baca kasus yang dialami mas Joko, beruntung saya sudah hampir 3 tahun berpisah dengan kartu halo, banyak sakit hatinya!
BalasHapusJangan lupa oleh-olehnya di sharing mas pasti banyak pengalaman seru? selamat ya, sudah berkumpul lagi dengan keluarga tercinta.
Rupanya Pak Joko terlambat tahu kalo kartu Hallo Telkomsel itu maaf "Cukimai"..
BalasHapusDua tahun lalu kartu hallo saya dah tak ancurin pakai palu.. Saya dulu juga sempat memiliki ARPU.. tapi percuma semua hilang begitu saja. So saya setuju 8 tahun hilang 8 hari.. Sabar saja Pak Joko ganti saja dengan prabayar karena semua kita yang kontrol.
Selamat berkumpul kembali dengan keluarga... Salam
wah,untung ane pakai kartu biasa.wah,salut atas perjuangan bapak.kalau ada waktu kunjungi blog ane ya
BalasHapusAgus BF:
BalasHapusMas Agus ternyata juga pernah dikecewakan Kartu Halo juga rupanya. Kalau saya mungkin ini puncak gunung esnya. Karena selama ini saya coba sabar dan tetap setia. Untuk kali ini tidak. Saya sudah direndahkan oleh Telkomsel. Predikat Calon Pengemplang itu terlalu menyakitkan di telinga saya. :(
Oke, nanti saya coba sharing pengalamannya di blog ini. Terima kasih, Mas Agus.
tonykoes:
Dibilang terlambat, antara "Ya" dan "Tidak", Mas. Karena sebetulnya sudah sejak lama ada keinginan untuk menutup nomor Kartu Halo saya. Berhubung alasan tak mau kehilangan relasi saya masih ngempet meski beberapa kali kecewa.
Ya, untung tidak minta betulan. Karena saya pasti susah bawa artis Korea ke Indonesia. :D Terima kasih, Mas Tony.
i-one:
Melihat pengalaman buruk yang menimpah saya ini, itu sudah semakin menguatkan ternyata pakai pasca bayar banyak tidak menyenangkannya ketimbang sisi enaknya. Pelanggan premium tapi malah dicurigai jadi pengemplang (maling).
Bagus sekali pak. Kelakuan seenaknya dari perusahaan harus dibongkar jangan dibiarkan saja. Jangan sampai mereka bisa seenaknya mengeksploitasi para pengguna.
BalasHapusseperti ngomong sama mesin ya? harus saklek begitu ya begitu.
BalasHapusSaya juga punya pengalaman buruk dengan pihak yang satu ini bro dan saya juga merupakan salah satu pelanggan setia mereka, soalnya pas kenal dengan HP dari dulu sampai sekarang selalu menggunakan kartu yang satu ini....
BalasHapusTapi akhir-akhir ini ketenangan saya mulai terusik akibat beberapa ketidaknyamanan yang saya terima, makanya saya mulai melirik operator lain apa terlebih yang bisa menyediakan paket data yang bagus
Jeprie:
BalasHapusSebenarnya urusannya sangat simple, Mas Jeprie. Saya tinggal datang dan bayar ke Grapari selesai blokirnya. Tak perlu berpanjang-panjang lebar begini. Namun gemes rasanya saya diperlakukan seperti ini. Jadi salah satu alasan saya menulis tentang keluhan ini di blog, nulis juga ke Surat Pembaca dan share ke Milis adalah ingin memberi pelajaran ke mereka (Telkomsel) agar tak seenaknya saja memperlakukan orang (pelanggan) seolah-olah semua orang adalah calon pengemplang.
Terus terang, tidak ada dalam kamus saya mau menjual harga diri saya dengan ngemplang tagihan yang jumlahnya cuma nilai sejutaan saja. Jika saya mau mending saya milih ngemplang uang dari kartu kredit saya yang sangat besar nilainya (sampai puluhan juta limitnya). Daripada duit segitu buat apa?
Bung Iwan:
Jawaban tidak mutu yang saya terima waktu saya complain juga kurang lebih begitu intinya. Ini sudah sistem yang sudah ngatur seperti itu sehingga langsung memblokir bila tagihan melonjak. Pertanyaan saya apakah sistem dibuat memang tidak bisa diotorisasi secara manual jika ada yang tidak benar?. Aneh, kan?
bro eser:
Saya ternyata tidak sendirian yang punya pengalaman buruk seperti ini dengan pihak operator seluler. Bro Eser juga. Ya, saya pun setelah ini akan berencana menutup 2 nomor Kartu Halo saya. Saya mending ganti provider saja.
sepertinya ini special case mas,jarang banget terjadi,walau saya bukan pengguna kartu Hallo,,setahu saya sistem dari grapari sangat menghargai pelanggan pasca bayar,apalagi di tengah gempuran murahnya prabayar...
BalasHapusapalagi jika menilik trackrecord mas Joko sebagai pelanggan ARPU,dan di back up penuh oleh auto debet salah satu bank ternama,akan menjadi aneh jika ini tidak di jadikan SOP bagi Grapari,tolok ukur yang bagaimana lagi yang harus di terapkan oleh telkomsel kepada pelanggannya?
jika hal itu di terapkan kepada saya,mungkin masih bisa di terima,karena memang saya orangnya konvensional,hanya senang jika langsung transaksi via cash money,tapi jika hal itu di terapkan pada pelanggan loyal yg jelas-jelas sudah memanfaatkan IT sebagai sarana transaksi dan komunikasi,jelas itu suatu standart ganda yang di terapkan telkomsel ataukah memang itu suatu kebodohan yang sedang di tunjukkan oleh Branch Manager Grapari Yogyakarta...
tapi bisa juga ini merupakan kecerobohan jajaran manajerial dan manajemen tingkat marketing,bukan pada tataran pengambil keputusan...
dan artikel mas ini juga sudah saya copas link ke beberapa account facebook manajer Grapari/Telkomsel jawa timur,semoga bisa menemukan solusi yg win-win solution...
Widodo:
BalasHapusKemarin sore, berkat pertolongan kenalan kawan saya yang ada di Grapari akhirnya blokir nomor Kartu Halo saya sudah dibuka. Kenalan kawan tersebut langsung mengontak Supervisor Grapari yang ada di Surabaya agar blokirnya dibuka. Dan saya tak perlu harus setor payment di muka dulu seperti permintaan dari pihak Telkomsel sebelumnya.
Terima kasih, Mas Widodo sudah mau mensharing ini ke pihak Telkomsel. Saya lupa kalau Mas Widodo adalah salah satu mitra kerja Telkomsel.
Ya, saya pikir kritik saya ini bisa jadi masukan positif juga kedepannya buat Telkomsel bagaimana seharusnya mereka memberikan sebuah perhatian dan apresiasi buat pelanggannya. Terutama pelanggan loyal pasca bayar yang seharusnya lebih diperhatikan.
Salam kenal, tengok balik rumah baruku di jln http://www9.blogdetik.com/
BalasHapus3w9:
BalasHapusSalam kenal juga. Rumahnya sudah kutengok tapi kok belum ada apa-apanya. Mana artikelnya? :D
Mungkin mas Joko ga teliti melihat iklan nya operator yg mas Joko gunakan, saya reply bagian akhir iklannya ya,,, "Dari... TELKOMSLET...." :D
BalasHapuspadahal sudah pake auto debet ya pak tapi masih meragukan pelanggan..
BalasHapusmemang kalo diamati telkomsel ga seramah dulu, mungkin karena sudah jadi provider yang paling banyak pelangganya..
istriku juga pake Halo, tapi kubatasi sampai 100rb aja, haha sama aja bohong
wah...pak joko...turut belasungkawa dengan kasus ini....
BalasHapuskebetulan saya juga pelanggan Halo sejak tahun 2000...
Lalu apa tanggapan dari Telkomsel nih...?
Apa ga pernah baca berita ya orang Telkomsel...
salam najmi duwa pak...he...
Mas Boy:
BalasHapusSaya pikir Mas Boy dari Catatan Si-Boy, gak tahunya. He He He. Jangan ngece gitu. Awas, lho nanti dituntut oleh pihak Telkomsel :)
Geafry Necolsen:
Betul, saya sudah pakai autodebet harusnya masalah seperti ini tidak dipermasalahkan. Mudah2an bukan karena itu alasannya memperlakukan saya seperti itu. Karena mentang-mentang sudah besar, banyak pelanggannya jadi seenaknya memperlakukan pelanggannya.
Limit 100 ribu, saya rasa lebih dari cukup, Mas kalau hanya buat SMS dan nelpon sesekali ke Mas Geafry. :)
abednego:
Wah, Pak Albert malah pelanggan lebih loyal lagi ketimbang saya. Saya ingat waktu tahun 2000-an awal harga perdana Simpati sangat mahal sampai sejutaan, Pak. Dan tidak sembarangan orang bisa berlangganan Kartu Halo. Saya dulu migrasi dari Simpati ke Kartu Halo pada tahun 2003.
Sampai sekarang belum ada pihak yang mengaku dari Telkomsel mencoba hubungi saya, Pak. Heran saya juga padahal tulisan ini saya share ke koran dan milis Telematika yang sampai saat ini terus jadi bahan diskusi.
Tapi berkat pertolongan teman dari kawan saya di kantor yang punya teman di Grapari akhirnya komplin saya ditanggapi lewat orang tersebut. Sekarang blokirnya sudah dibuka kembali.
~ Mas Joko, Ngece karo kritik bedo lho, :D
BalasHapusMas Boy:
BalasHapusBeda, ya? He He.... :D
kalo saya pasca bayar Esia, mas. cuma memang saya yang nanggung sendiri tanpa ada pihak yang menjamin hehe.
BalasHapussemoga surat pembaca ini bisa bikin ngeh pihak yang disinggung haha
Wah, makin banyak provider yang kurang ajar nih... memang asem banget kalo begitu... kalo bs diperkarakan ke polisi boleh tuh dibawa.. biar mereka tahu batasan mengatai orang...
BalasHapusAndi Sakab:
BalasHapusMas Andi pengguna pasca bayar juga? Dulu awalnya autodebet kartu kredit bisa buat jaminan untuk mengaktifkan international roaming. Tapi sekarang ndak berlaku lagi.
Semoga juga begitu, Mas Andi.
Rohani Syawaliah:
Kalau kasus ini menurutku masih di wilayah etika. Tapi ya kalau misalnya mau diperkarakan apa kira-kira pasalnya? Hem, mungkin pasalnya tentang penghinaan kali. :D
Ahh... saya udah brenti pake kartu halo sejak 2008.
BalasHapusMenyakitkan memang karena harus ganti nomor. Tapi apa boleh buat, saya sangat merasa dirugikan oleh Telkomsel karena beberapa bulan tagihan saya tidak transparan
@bangsaid:
BalasHapusTidak transparan? Apa tidak ada print out pemakaiannya, Mas? Saya pernah sekali sistem billing Telkomsel mengalami error sehingga ada kesalahan penagihan. Untungnya sebelum bayar saya teliti dulu tagihannya waktu itu.
Semakin besar, semakin bringasan. Dari itu saya ngga pernah pake tagihan, memang terkesan menindas bahkan merugikan.
BalasHapussudah terselesaikan kah masalahnya mas? biasanya perusahaan gini responya cepet kalau udah masuk di blog atau surat pembaca (*sempat punya pengalaman juga walau bukan sama telkomsel)
BalasHapusKaget:
BalasHapusSemoga saja bukan karena itu, Mas. Karena mentang-mentang besar dan sudah menjadi market leader berbuat seperti itu. :)
bukan detikcom:
Alhamdulillah masalah sudah selesai Mas Gardino. Kebetulan ada koneksi lewat teman saya yang kenal dengan orang Grapari sehingga dibantu lewat orang tersebut.
Menyedihkan sekali kelihatannya...
BalasHapusThe Facemash Post:
BalasHapusKok menyedihkan? Maksudnya perlakuan Telkomselnya ini sebagai tindakan menyedihkan gitu?
Sama.. Saya juga punya pengalaman buruk. Akhirnya setelah kartu saya di blokir dengan alasan yang kurang jelas. Saya datang ke grapari terdekat. Di depan para pimpinan cabang nya saya robek kartu halo saya dan saya ganti kartu dari provider lain. Biar tau rasa...
BalasHapusLynda Ayu:
BalasHapusMungkin kalau kemarin blokir nomor Kartu Halo tidak segera dibuka, ya bisa jadi saya pun akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Mbak Ayu. Tapi untunglah masalahnya da selesai. Blokir da dibuka dan pihak Telkomsel akhirnya meminta maaf atas kejadian ini
wah, benar benar kelewat paranoid ituh telkomsel, saya juga pelanggan kartu Halo
BalasHapusjarwadi:
BalasHapusSesama pelanggan Halo juga rupanya, Mas. Berarti Mas Jarwadi ini tipe orang setia dan orang baik. Karena jaman sekarang orang jahat tidak akan pakai pasca bayar. Kalau nipu mudah dilacak atau ditemukan. :)
sama ni pengalaman dengan saya pakai telkomsel dengan produk halonya dari 2006,di nmr 0812388**** awalnya saya selalu ontime dengan bc-1 alias ga pernah telat bayar cuma semenjak ada beberapa hal seperti tagihan telat, tagihan bulan lalu yang katanya kurang bayar dan baru seenaknya dimasukkan ke tagihan bulan berikutnya,sampe layanan super bikin emosi flash yang awalnya aja kenceng sampai 600KBps sampe berakhir jadi 512kbps meski tarifnya jam2an,gila ngubah TOS tanpa pengumuman..endingnya kartu saya akhirnya dimatikan (nomor tidak bisa dihubungi dan tidak terdaftar pada saat dihubungi nomor lain dalam keadaan nomor halo tersebut aktif) karena terakir saya emang sengaja telat bayar meski sudah pasti saya lunasi (meski banyak rekan saya yang lebih tega dengan memakai pol2an bisa sampe diatas 500k dan simcard dibuang gitu aja).parah semoga telkomsel bisa memperhatikan pelanggan pasca bayarnya,tidak hanya slogan semata dan jangan sampai kualitasnya turun seperti yang diplesetkan banyak orang yaitu telkoms*it
BalasHapusKalau saya punya pengalaman kebalikan dari mas joko.
BalasHapusKejadian ini dimulai saat tagihan bulan okt 2011 saya datang terlambat. Dan menurut penjelasan CS nya, untuk billing cicle 20 (yang ditagihkan setelah tanggal 20 setiap bulannya) mengalami perbaikan dan keterlambatan.
Nah,setelah billing tiba (via email) saya seperti biasa melakukan pembayaran via internet bangking (BNI),dan masalahpun terjadi, saya tidak bisa melakukan pembayaran.
Kejadian berulang pada bulan berikutnya, namun kali ini ada sedikit kemudahan dengan keleluasaan membayar hingga lewat tanggal 10 tanpa terkena pemblokiran.
Hebatnya, karena saya tetap gak bisa membayar lewat bank dan harus ke GRAPARI, saat kemudian saya mengunjungi grapari, petugas disana bilang : maaf kasir sedang offline.
Bertolak belakang dg pengalaman mas joko yg diharuskan membayar, saya justru mendapati perlakukan mau bayar tapi kok susah, dan gak dikenai sanksi apapun.
Bagaimana nih Telkomsel
Anonim:
BalasHapusPengalaman Anda juga mirip dengan yang saya alami kalau masalah tagihan telat itu. Kalau yang Flashnya saya pakai nomor terpisah khusus buat modem. Alhamdulillah kalau internetnya saya tidak ada masalah.
Palgunadi:
Iya, Mas dua bulan terakhir ini sistem billing Telkomsel kacau. Tagihan telat terus. Karena saya bayarnya sudah autodebet jadi tidak mikir mau telat atau tidak tak menjadi masalah sebab sudah ada pihak bank yang melakukan payment pembayarannya secara otomatis. Terima kasih, Mas sudah mau berbagi pengalamannya di blog saya. :)
Memang susah bos kita ini cuman pelanggan kecil , hrs nya telkomsel buka situs , biar bosnya lgsg yg mendengar keluahan2 kita dan biar beliau sendiri yg balas email2 pelanggan
BalasHapusJadi tau keadaan yg sebenarnya , jgn cuma dpt laporan dr anak buah saja ....aman terkendali .... Hahahhahaha , coba dunk lihat lgsg kebawah apa yg sebenarnya terjadi
Wassalam
Ruly