Apa saja hambatan terbesar tersebut? Pertama, bingung menentukan niche (ceruk market) yang akan dibidik. Kedua, tidak tahu bagaimana mencari pasar bisnis, dan ketiga bagaimana membangun market bisnis yang trust (dipercayai) konsumen di awal akan memulai berbisnis.
Mari kita bahas satu persatu. Sebagai pendahuluan saya akan berikan contoh kongkrit.
Berjualan Nanas Murah
Bisnis jualan online itu hampir tidak ada bedanya dengan bisnis jualan offline. Dalam bisnis offline di toko retail modern kami pernah memakai strategi menjual rugi untuk mendapatkan untung. Saya pernah menuliskannya dalam artikel “Menjual Rugi Untuk Mendapatkan Untung.”
Dulu sewaktu saya masih bekerja di bagian supermarket di Surabaya sekitar tahun 1998. Saya pernah mempraktekkan menjual buah Nanas dengan harga rugi tanpa margin. Saya, tepatnya toko kami, jual Nanas dengan harga murah Rp 250 per buah.
Anda tahu di pasaran kalah itu harga Nanas masih dijual di kisaran harga antara Rp 300-500 per buah.
Waktu itu saya sempat bingung, juga berpikir, lha kalau orang jualan tidak mencari untung tapi malah menjual rugi terus dapat apa?
Itu pertanyaan polos saya waktu itu? Apa jawaban manager saya kala itu?
“Kita memang rugi karena tak dapat margin apa-apa dengan menjual buah Nanas tersebut tapi efek marketing yang ditimbulkan dengan pemasaran tersebut membuat banyak customer berbondong-bondong datang ke supermarket kita”.
Itu penjelasan manager saya. Dan benar, setelah itu mereka (customer) berbondong-bondong ke toko kami. Tentu saja mereka tak hanya membeli Nanas tapi prakteknya barang-barang lainnya yang margin normal tanpa sadar akan ikut ramai dibeli juga. Inilah Teknik Marketing yang secara diam-diam kami terapkan untuk membuka pasar.
Cerita saya di atas memang sudah cukup lama. Sudah 13 tahun berlalu. Namun hingga saat ini di bisnis retail modern saya amati strategi marketing seperti ini (menjual rugi) masih amat populer dan diterapkan di banyak retail modern seperti minimarket, supermarket menengah maupun supermarket besar sekelas hypermarket. Dan faktanya, terbukti sangat ampuh dalam menaikkan omzet penjualan. Bahkan tidak kalah ampuhnya dengan strategi marketing affiliasi yang banyak digunakan oleh pemasar online di internet.
Bahkan, pernah ada sebuah hypermarket besar sampai berani menjual rugi tanpa margin selama dua tahun di awal opening tokonya hanya demi untuk membuka atau menciptakan pasar (market) di awal pembukaan gerai tokonya.
Cara Menundukkan Hambatan Dalam Memulai Berbisnis Online
Sekarang balik lagi ke pembahasan bagaimana menundukkan hambatan dalam memulai berbisnis online. Untuk menentukan market yang akan Anda bidik jika Anda bingung menentukan niche bisnisnya, cara termudah adalah pilih apa yang menjadi hobi Anda.
Di internet marketing memang diajarkan cara mencari niche adalah dengan mencari pasar apa yang dibutuhkan orang dibandingkan dengan jumlah pesaing yang ada di internet. Semakin banyak yang search, mencari niche tersebut dan semakin sedikit jumlah pesaingnya semakin bagus.
Ya, tapi itu mah teori, prakteknya tidak semudah itu. Bisnis itu memang terjadi kalau ada pasar yang mencari dan membutuhkan niche tersebut. Tapi kalau niche itu bukan bidang atau hobi yang menjadi kesenangan Anda, Anda biasanya tetap akan terkapar di tengah jalan karena mengalami kesulitan untuk menjalankannya, betul? Terlebih di awal akan memulai berbisnis. Sebagai referensi silahkan baca tulisan menarik dari Hendrik Lim, MBA di artikel ini “Ayo Jadi Enterpreneur”.
Jadi untuk menentukan market yang akan Anda bidik silahkan cari dan gali potensi apa yang menyenangkan, yang menjadi kegemaran Anda yang itu dibutuhkan orang lain (pasar). Intinya Anda harus senang mengerjakan pekerjaan tersebut.
Dan bagaimana cara mencari pasar bisnis? Jawabnya carilah dan mulai memasarkan dengan mencari orang-orang yang sehobi dengan Anda. Ini adalah jalan termudahnya. Langkahnya, bergabunglah dalam komunitas yang sehobi dengan Anda untuk membuka pasar produk Anda.
Terakhir, yang ketiga bagaimana membangun market bisnis yang trust (dipercayai) konsumen di awal akan memulai berbisnis online? Caranya, Anda bisa sedikit meniru contoh yang sering dilakukan oleh retail modern di pasar offline yang saya contohkan di atas. Menjual murah atau jual rugi tanpa margin jika perlu untuk membuka pasar di awal berbisnis. Dan awali lah dengan menjual barang dan jasa bisnis Anda ke orang-orang terdekat di dalam komunitas offline maupun online Anda dulu.
Setelah itu barulah Anda mulai naikkan sedikit marginnya jika bisnis Anda mulai ramai dan dikenal. Percayalah setiap pelanggan yang pernah Anda layani dan terpuaskan oleh pelayanan Anda itu adalah asset marketing yang secara tidak langsung akan membroadcast, menggetoktularkan bisnis Anda ke teman-teman mereka yang lain. Puncaknya, tentu saja akhirnya bisnis Anda akan menyebar dan mulai dikenal di internet.
Itulah Cara Bagaimana Menundukkan Hambatan Dalam Memulai Berbisnis Online. Lebih jauh, untuk membangun bisnis online sekaligus bagaimana cara berbisnis online saya sudah pernah menuliskan dalam dua tips marketing di beberapa artikel saya terdahulu. Silahkan baca-baca artikel ini untuk melengkapinya: Teknik Marketing Ala Gambar Porno dan Joger Bali dan Tips Marketing Ala Bob Sadino.
Sumber Image: Online Business|Succes People
Terakhir, yang ketiga bagaimana membangun market bisnis yang trust (dipercayai) konsumen di awal akan memulai berbisnis online? Caranya, Anda bisa sedikit meniru contoh yang sering dilakukan oleh retail modern di pasar offline yang saya contohkan di atas. Menjual murah atau jual rugi tanpa margin jika perlu untuk membuka pasar di awal berbisnis. Dan awali lah dengan menjual barang dan jasa bisnis Anda ke orang-orang terdekat di dalam komunitas offline maupun online Anda dulu.
Setelah itu barulah Anda mulai naikkan sedikit marginnya jika bisnis Anda mulai ramai dan dikenal. Percayalah setiap pelanggan yang pernah Anda layani dan terpuaskan oleh pelayanan Anda itu adalah asset marketing yang secara tidak langsung akan membroadcast, menggetoktularkan bisnis Anda ke teman-teman mereka yang lain. Puncaknya, tentu saja akhirnya bisnis Anda akan menyebar dan mulai dikenal di internet.
Itulah Cara Bagaimana Menundukkan Hambatan Dalam Memulai Berbisnis Online. Lebih jauh, untuk membangun bisnis online sekaligus bagaimana cara berbisnis online saya sudah pernah menuliskan dalam dua tips marketing di beberapa artikel saya terdahulu. Silahkan baca-baca artikel ini untuk melengkapinya: Teknik Marketing Ala Gambar Porno dan Joger Bali dan Tips Marketing Ala Bob Sadino.
Sumber Image: Online Business|Succes People
*menyimak dulu* siapa tahu besok bisa ikut jadi pelaku bisnis online :-)
BalasHapusBisnis online itu apa ya mas? hehehe oon
BalasHapusSekarang jualan kata2 saja lah
Lha, kalau bisnis online tapi barang yang ditawarkan cuma sebiji, masa mau di bawah batas harga juga :).
BalasHapusjarwadi:
BalasHapusSudah dua kali ini kayaknya Mas Jarwadi lebih suka menyimak saja. :D.
mas-tony:
Sesama pebisnis online, kok masih bertanya, Mas Tony? He..He..
Kata-kata bisa dijual, lho Mas. Lha, di IBN satu kata-kata advertorial dihargai mahal. :D
Cahya:
Kalau sebiji itu mah lebih tepat dihibahkan ke saya, Mas Cahya. Jangan dijual. Hi...Hi...
Ulasan Pak Joko di atas sepertinya lebih tertuju bagi yang ingin memiliki bisnis sendiri dan dipasarkan secara online yach. Kalau untuk yang cuma ingin jadi affiliasi atau sekadar agen/perantara, mungkin sedikit berbeda hambatannya. Namun saya kira tetap ada benang merahnya (kesamaan). Misalnya dari sisi ceruk pasar. Seorang yang ingin terjun di bisnis affliate tentunya perlu mencari ceruk pasar yang potensial, namun persaingannya sebisa mungkin masih sedikit.
BalasHapusHambatan lain, saya kira Pak Joko juga mengetahuinya.
dear pak Joko,
BalasHapusgood posting,
saya usulpak, artikel sejenis ini dihimpun, terus diterbitkan jadi buku, kalau tertarik, nanti saya kenalkan ke penerbit kompas gramedia, sebagian besar buku saya terbit di sana,
what do you think?
salam hendrik
Jadi intinya dalam mulai berbisnis kita harus memberi dulu baru menerima ya Mas?
BalasHapusmemberi pertama tidak harus diskon besar-besaran ataupun menjual rugi salah satu produk kita, bisa juga dengan memberikan pelayanan yang lebih kepada konsumen.
Pelayanan juga termasuk inti dari pemasaran, kalau kita menjual produk yang sejenis (bukan beragam) akan susah menerapkan jual rugi tersebut tapi bisa saja diterapkan.
Saya berbisnis produk Nutrisi dimana di awal buka saya memberikan promosi minum 2 kali bisa gratis 1 kali minum, tapi bukan itu sasaran utama saya, melainkan mereka yang minum berkelanjutan (10 kali s/d 30 kali minum).
Jadi intinya kita memancing pelanggan untuk merasakan kualitas dari suatu produk yang kita jual, jika mereka merasakan kualitas tersebut bagus saya yakin mereka akan datang lagi.
Kalau untuk bisnis online juga tidak jauh berbeda, kebetulan saya tidak membuka toko online melainkkan presentasi online dimana para kustomer bisa mendengar ataupun berinteraksi tentang produk-produk yang kami promosikan. Cara ini saya anggap efektif karena mereka bisa langsung bertanya jawab tentang kualitas suatu produk.
Tambahan lagi Mas, berbisnis utamanya bukan mencari apa yang kita senang dulu ataupun apa yang paling mudah dilakukan.
BalasHapusTetapi lebih kepada mencari apa yang lebih menguntungkan kemudian cari yang mana yang kita senangi dan lakukan dengan cara yang kita anggap mudah.
Halo Mas Joko, kabar baik ya!
BalasHapusBisnis paling enak memang yang sesuai dengan keahlian dan hobi, kenyataannya terkadang justru yang lebih menguntungkan bisnis tersebut bukan keahlian atau hobi kita, dan itu harus tetap dihadapi demi "keuntungan".
Saya sependapat dengan metode "Jual Rugi Untuk Mendapat Untung". Hal itu pernah saya terapkan saat mulai berbisnis. Saat itu selain iklan dan promosi (offline dan online) saya berani menjual dibawah harga produk sejenis dan sekelas, saya berani mengganti produk terjual tanpa perlu dikembalikan dan tanpa ongkos kirim, bahkan pernah menjual ke luar negeri tanpa ongkos kirim. Sampel produk pun saya kirim gratis.
Alhasil, setelah berjalan tiga tahun, saya order pun berdatangan melalui email, SMS, telpon, bahkan ada yang datang langsung. Saya pun sempat kewalahan mengatur order agar tepat waktu dan seimbang dengan kemampuan produksi.
Meskipun kurang yakin tetapi mungkin saja hal ini dipengaruhi teknik yang ditulis Mas Joko mengenai "Jual rugi untuk mendapat untung.
Maaf kepanjangan, selamat menunaikan Ibadah Puasa!
Salam hangat.
iskandaria:
BalasHapusBetul sekali, Mas Is. artikel ini saya tujukan buat pemula yang ingin langsung terjun berbisnis online dengan langsung berjualan barang dan jasa. Untuk affiliasi dari produk orang lain sebetulnya secara prinsip sama untuk kedua poin yang terahir (mencari pasar dan membangun market). Yang sedikit beda hanya niche kita sudah disodori, tidak memilih sendiri produknya tapi langsung mengikuti jualan produk orang lain.
Hambatan lain? Sebetulnya masih banyak dan untuk masing-masing orang bisa berbeda-beda. Contoh saya ini hanya subyektif saya yang kebetulan saya alami sendiri.
Hendrik Lim:
Terima kasih tawaran bantuannya, Pak Hendrik. Sambil mangasah kemampuan menulis, kedepan saya juga ada rencana seperti itu jika tulisan saya sudah banyak di blog ini, Pak.
Rudy Azhar:
Ya, intinya itu, Mas harus mau memberi dulu. Dan itu bisa dengan beberapa cara. Memberi harga yang sedikit miring, atau tanpa margin, memberi tester dan service yang lebih memuaskan dari orang lain (pesaing). Kuncinya ada disitu kalau kita ingin dilirik oleh konsumen di awal berbisnis. Makanya cara-cara seperti ini sering dipakai penipu online, terutama yang jual miring karena memang terbukti ampuh sampai sekarang untuk menarik customer.
Benar, Mas saya setuju aplikasinya bisa berbeda-beda tergantung dengan produk dan jasanya seperti apa.
Untuk poin komentar Mas Rudy yang terakhir, tanggapan saya: Saya berpendapat untuk pemula sebaiknya tetap memilih niche bisnis dari apa yang disenangi dulu, Mas. Jika kegemaran kita banyak lebih dari satu maka pilih mana yang paling menguntungkan. Tapi, pendapat saya ini bisa diabaikan kalau orangnya memang tipikal ulet dan menyukai tantangan. Contohnya mungkin seperti Mas Rudy. Betul, Mas? He He
Terima kasih, Mas Rudy sudah mau berbagi pengalamannya disini. Poin tambahannya bisa melengkapi dan menyempurnakan artikel saya. :)
Yuda:
Kabar baik, Mas Yuda. Wah, saya sangat senang dapat komentar dan kunjungan dari yang blogger yang sudah sukses membangun berbisnis online seperti Mas Yuda. Gimana pesanan pecinya, Mas? Makin ramai, ya? Ikut senang saya, Mas Yuda.
Benar, tantangan berbisnis online yang tahap lanjut benar seperti kata Mas Yuda bilang. Seringkali kita menemukan niche yang sangat menguntungkan tapi kita tak punya hobi dan keahlian disitu. Dan saya pernah gagal disitu, Mas. Waktu itu di awal-awal saya belajar apa itu internet marketing 4 tahun yang lalu.
Berarti strategi menjual rugi tanpa margin di awal berbisnis Mas Yuda juga sudah mencoba dan mengujinya? Mantab, Mas.
Selamat menunaikan ibadah puasa juga, Mas Yuda.
Pada intinya baik bisnis online maupun offline pasti ada hambatan, seperti yang anda tulis berlaku juga di bisnis offline
BalasHapusOke.. Ilmu Baru saya dapat disini, menjual rugi demi keuntungan yang akan datang.. Saya sependapat memang lebih baik membuka bisnis diawali dari hoby.. Saya hoby ngotak atik cewek..eh.. mesin makanya saya buka bengkel sepeda motor, lumayanlah buat tambahan walaupun saya belum tangani sendiri alias joint sama orang dengan aset 90% milik saya.. Kalau soal hambatan bisnis online..nyerah saya gak bisa komen, nunut belajar disini dulu ya pak.. :) Terimakasih dah dishare.
BalasHapusSaya setuju dgn pndpt Mas Joko, Apapun bentuk bisnisnya offline n online mempunyai kesamaan bahwa semua beorientasi pada Profit.
BalasHapusPendapat saya Hambatan terbesar memulai bisnis adalah harus untung :D
Memulai bisnis bukan spt buku teori ekonomi bisnis dan bukan spt pendapat praktisi marketing :p, tapi memang harus dijalani dan ditekunil. Satu lagi hambatan terbesar memulai bisnis bahwa kita sering melupakan heharusan untuk bersabar. Jareku iki lho...mas :)
joko santoso:
BalasHapusBetul, Pak. Yang namanya hambatan selalu ada. :)
tonykoes:
Berarti masalah hobi itu kita sependapat, Mas. Wah, mantab, Mas Tonykoes punya usaha bengkel. Kapan-kapan kalau ke Purwokerto saya tak mampir ngincipi service gratisnya. He..He....
Bengkel-bengkel sekarang juga keren2, Mas sangat memuaskan servicenya. Ruang tunggunya berAC dan gratis minum pula. Juga gratis service tiap berapa kali service.
Lintang Hamidjoyo:
Berarti Mas Lintang satu aliran dengan Bob Sadino iki. Gak percoyo karo teori2. Bisnis iku yo praktek. Ojo mung teori tok tapi gak praktek2. Pantesan sekarang wis sukses seperti Bob Sadino. Betul? He2. Nah yang harus sabar ini aku sepertinya ya punya bakat ra sabaran. Kepingine yo cepat untung ra usah suwe2 nunggu. :D
Oke saya tunggu Pak.. Tapi siap-siap nanti bautnya berkurang satu.. Soale bengkele masih tarap bengkel Ndeso pak.. :D hahaha
BalasHapuswah, inspirasi baru nih. Ada percikan ide berdatangan ke saya begitu baca tulisan ini.
BalasHapusSaya cam-kan bener-bener nih, Mas. Ntar kalo udah punya bisnis online, baru di praktekkan. :D
BalasHapusSepertinya kunjungan pertama nih. Salam kenal untuk semua. Setelah menimbang2, akhirnya saya memutuskan membeli domain untuk toko herbal online salmanherbal.com
BalasHapusSemoga bisa belajar banyak di blog ini.
Terima kasih.
Benar Yang tanpa modal memang bisnis kata-kata......
BalasHapusKalau yang ini bisnis kata-kata yang ditulis..... hehe...
tonykoes:
BalasHapusHe2...Bisa aja, Mas Tony.
Andi Sakab:
Ide? Ide buat nulis apa berbisnis, Mas? Ikut senang kalau tulisan ini bisa memancing ide Mas Andi.
DewiFatma:
Boleh dipraktekkan, Mbak Dewi. Dipraktekkan buat sampingan sambil ngeblog.
Rohiman:
Sama-sama, Mas Rohiman. Mari kita sama-sama belajar.
YULIA:
Saya nggak ngerti maksudnya gimana, Mbak. Habis dibolak-balik katanya. He2....
Masalahnya sedikit dari kita yang nekat loss margin, jangankan sampai setahun, dalam beberapa bukan saja terkadang sudah membuat kantong berdenyut kencang :D
BalasHapusKaget:
BalasHapusItulah, Mas tak semua orang berani mengambil resiko itu. Termasuk jika modal kecil terus mau berspekulasi dengan ambil pinjaman misalnya. Betul?
Yang penting KONSISTEN mungkin bro dan jangan pernah takut gagal
BalasHapusbro eser:
BalasHapusSetuju, Bro. Hambatan itu bisa kita kalahkan kalau kita Konsisten untuk terus menundukkannya
Kunjungan pertama. Terima kasih pak, tulisannya sangat membantu. Salam kenal.
BalasHapushambatan terbesar dalam Bisnis Online adalah cepat menyerah
BalasHapus