twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 10 September 2011

Hotel Equator Surabaya, Hotel Berbintang 4 Yang Payah Pelayanannya

Hotel Equator Surabaya
Sama seperti tulisan saya sebelumnya yang menceritakan tentang buruknya pelayanan hotel berbintang, baca Hotel Berbintang Tak Selamanya VIP, layanan hotel Equator, hotel berbintang 4 di kota Surabaya ini juga sama. Yaitu memperlakukan tamunya dengan pelayanan yang sangat mengecewakan. Bedanya, kalau dulu di kota Salatiga Jawa Tengah dan saya sendiri yang mengalaminya, kali ini kawan saya yang mengalaminya beserta keluarganya saat Mudik lebaran kemarin.

Pelayanan apa yang mengecewakan di Hotel Equator Surabaya? Simak kutipan cerita dalam email yang dikirimkan oleh kawan saya di bawah ini untuk lebih jelasnya.

Kepada Yth
General Manager Hotel Equator Surabaya
di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan terjadi masalah pembayaran billing hotel saat kami menginap di hotel Equator. Yaitu kartu kredit kami diswipe sebanyak dua kali di mesin EDC hotel Anda akibat kesalahan dari receptionist pihak hotel. Bersama ini mohon bantuan Anda selaku management pihak hotel untuk menyelesaikan permasalahan kami.

Adapaun kronologis kejadiannya sebagai berikut:

Pada hari Rabu 31 Agustus 2011 kami sekeluarga check in menginap di hotel Equator Jalan Pakis Argosari Surabaya. Kami bermalam dengan ambil 2 kamar untuk menginap selama 2 malam. Saat check in KTP saya dan kartu kredit suami saya dengan nomor 1888-8010-8686-XXXX atas nama Eko Swasono SE saya serahkan ke pihak receptionist, yang pada waktu itu diterima oleh seorang wanita. Oleh receptionist terus saya diberi kunci untuk dua kamar dan kartu breakfast untuk dua hari besoknya. Kami kemudian langsung menuju ke kamar untuk beres-beres dan mandi karena kecapekan dalam perjalanan.

Pada hari Jumat 2 Sept 2011 kami check out dari hotel. Lalu kami bayar tagihan hotel dengan kartu kredit suami saya, sama seperti waktu check in. Faktur kartu kredit ditandatangani oleh suami saya sesuai harga kamar yang harus dibayar.

Pada hari Sabtu 3 September 2011 saya menelpon ke BCA Card Center untuk menanyakan jatuh tempo pembayaran pemakaian kartu kredit kami. Saya terkejut ternyata di data transaksi BCA tercatat ada transaksi sebanyak 2 kali transaksi di hotel Equator. Dengan perincian transaksi yang pertama sebesar Rp 2,5 juta, yang suami saya tidak pernah tanda tangani, juga tidak dapat slip/faktur EDC-nya. Transaksi kedua, ada transaksi senilai Rp 1,912,000 sesuai rate harga kamar yang kami pakai menginap .

Karena terjadi transaksi sebanyak dua kali di kartu kredit kami maka saya mencoba menghubungi pihak hotel Equator. Setelah saya telpon berkali-kali menanyakan ke pihak hotel, tidak ada solusi yang memuaskan. Yang ingin saya tanyakan mengapa harus diswipe Rp 2,5 juta dan pada saat check out tidak dibatalkan transaksinya? Sepanjang pengalaman saya sering menginap di hotel-hotel manapun prosedur tiap check in di hotel selalu kartu kredit diswipe open sebagai jaminan. Dan faktur akan dirobek atau di-void saat tamu check out.
Tapi di hotel Equator tidak, tanpa ada pemberitahuan berapa nominal yang diswipe, juga tidak dilakukan pembatalan transaksi.

Dan yang membuat kami semakin direpotkan, setelah saya cek ke BCA, ternyata limit kartu kredit suami saya tetap diblokir senilai Rp 2,5 juta, sehingga kami tidak bisa menggunakan kartu kredit tersebut. Kami seolah dicurigai oleh pihak hotel Equator seperti tidak mampu bayar tagihan hotel sehingga limit kartu kredit kami perlu diblokir dan harus menunggu sampai 14 hari lamanya buat buka blokirnya.

Lalu hari Rabu pagi tanggal 7 September 2011 saya coba telpon kembali ke bagian accounting hotel Equator agar melepas pemblokiran kartu kredit kami tersebut sesuai saran dari pihak bank. Karena hanya pihak hotel Equator sebagai merchant tempat transaksi yg bisa melakukan void/pembatalan transaksi sekaligus melepas pemblokiran tersebut.
Dan yang membuat saya kecewa pihak hotel Equator tidak bisa membantu untuk memberi solusi kepada kami. Seandainya saya tidak memantau ke bank penerbit kartu kredit kami di BCA, bisa-bisa kami harus bayar kamar dobel Rp 2,5 juta plus Rp 1,912 juta.

Sayang sekali hotel bintang 4 seperti hotel Anda tidak bisa memberi pengarahan kepada receiptionistnya dalam melakukan transaksi pembayaran card. Kami sungguh kecewa dengan pelayanan hotel Anda dan semoga pengalaman ini tidak terulang pada tamu-tamu yang lain.

Terakhir, sekali lagi saya mohon bantuannya agar pihak hotel mem-void transaksi yang pertama sebesar Rp 2.5 juta supaya blokir limit kartu kredit kami dibuka. Saya menunggu tanggapan penyelesaian dari pihak hotel Anda selama 3 hari. Jika sampai batas waktu tersebut tidak ada penyelesaian dengan terpaksa saya akan mengirimkan keluhan ini ke Surat Pembaca beberapa media nasional dan beberapa milis.

Demikian, terima kasih sebelumnya atas tanggapan baik dan kerjasamanya.

Hormat saya,
Henny Yuliani

Begitulah kejadiannya. Dan saat saya publish tulisan ini, paginya baru saja email tersebut dilayangkan ke management hotelnya. Kita tunggu saja bagaimana reaksi/tanggapan GM hotelnya setelah membaca email tersebut. Somasi di email tersebut tak main-main, lho. Mengirimkan ke milis dan Surat Pembaca! Dan saya pun akan bantu teman saya tersebut untuk menyebarluaskan ke milis saya kalau mereka tak ada itikad baik menyelesaikannya.

Semoga kisah di atas bisa jadi pelajaran bersama agar kejadian seperti ini tidak terjadi pada Anda. Sering-sering lah melakukan kontrol terhadap pemakaian kartu kredit Anda agar kejadian seperti di atas tidak menimpah diri Anda.

Update 13 September 2011:
Akhirnya blokir limit kartu kredit teman saya mulai hari ini Selasa tanggal 13 September 2011 dilepas oleh sistem di BCA. Pihak hotel Equator juga sudah kirim email resmi menyatakan permohonan maafnya atas kejadian tersebut.


Bookmark and Share

20 komentar:

  1. Jangan2 karyawannya nggak canggih Mas...

    BalasHapus
  2. Masalah seperti ini sebaiknya pihak hotel bersedia menyelesaikan secara profesional dengan itikad baik. Apalagi tamunya mesti begitu kerepotan karena diduga ada kesalahan pada pihak hotel.

    BalasHapus
  3. minus kali tu bintangnya... Hehe

    BalasHapus
  4. Pake kartu kredit memang beresiko. biasanya kalo sudah terbiasa di hotel lain gak masalah, emang jadinya kaget kalo ada kasus gitu. stafnya biasanya lempar sana lempar sini untuk ngurusinnya. kalo gak punya saudara yang jabatannya tinggi di kepolisian atau TNI, suka repot.

    Semoga masalahnya mudah terselesaikan ya Pak

    BalasHapus
  5. Oh, hotel equator ya? :D
    Rumah saya dekat sana, tapi belum pernah sama sekali nyoba nginep di sana. :D
    Dari lokasi saja sudah aneh, agak terpencil. Hotel itu di dekatnya permukiman campuran. Dukuh Pakis permukiman padat penduduk, dan di depannya (Pakis Argosari) perumahan elit. :)

    BalasHapus
  6. wah saya yang orang surabaya malah gak tau tempat ini pak.. tapi klo misa pelayanan seperti itu jelas merugikan sekali..

    BalasHapus
  7. marsudiyanto:
    Ada kemungkinan gitu, Pak. Receiptsionisnya gak pinter.

    Cahya:
    Kasus begini sebetulnya mudah saja penyelesaiannya. Sayangnya pihak hotel terkesan arogan tak mau mengakui kesalahannya dan malah menggantung masalah tidak memberi alasan dan beri solusi apa-apa, Mas Cahya. Sangat disayangkan! :(

    honeylizious:
    Bintang-bintangan mungkin :D

    Software Online:
    Hotel berbintang hanya statusnya, Bos. Pelayanannya kelas Melati

    Ami:
    Ya, Mbak Ami. Saya sudah menghubungi teman saya juga. Dia engineer hotel. Kasus ini dipastikan memang kelalaian receiptsionisnya. Cuma pihak hotel terkesan menutup2i kasus ini bukan kesalahan pihak hotel. Lha, teman saya yang saya ceritakan ini juga orang merchant kartu kredit yang biasa nangai masalah ginian. Mau dibodohi.

    Asop:
    Saya baru tahu Mas Asop ternyata arek Suroboyo dan dekat dengan hotel Equator. Berarti memang aneh ini hotel. Sangat tidak recomended.

    sibair:
    Saya juga meski orang Surabaya belum pernah ke hotel ini, Mas Bair. Tapi lihat daerahnya saya tahu. Surabaya barat, Mas. Kawasan Jalan Mayjend Sungkono ini. Ya, sangat tidak recomended hotel ini.

    BalasHapus
  8. Ga beres nih hotel.

    Kalau saya sih cukup tidur di musholla atau mesjid saja. Ga level maen ke hotel. :)

    BalasHapus
  9. hehe, gunakan media online, senjata ampuh buat complain

    BalasHapus
  10. Jeprie:
    Mas Jeprie kok terlalu merendah begitu. Kalau sama istri dan anak-anak masak harus nginap di mesjid, Mas? He2...

    Jarwadi:
    Somasi di email itu cukup ampuh, Mas. Setidaknya meski buka blokirnya rada telat, baru hari ini (13/09/2011) tapi akhirnya pihak hotel bersedia meminta maaf.

    BalasHapus
  11. Mudah-mudahan pihak manajemen hotel (pengelola hotel) lainnya membaca tulisan ini biar gak terjadi lagi hal serupa, minimal mereka akan lebih berhati-hati terhadap segala bentuk transaksi dengan konsumen.

    BalasHapus
  12. wah, baru tahu ada yang kena kayak ginian....
    sebaiknya memang diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan.

    BalasHapus
  13. klo saya punya hotel kelak setiap tamu harus puas, sampai lemas... :D

    BalasHapus
  14. informasi yang berguna untuk konsumen.
    thanks for the posting. good works

    BalasHapus
  15. Yuda:
    Itu yang sama-sama kita harapkan, Mas Yuda. Dan Syukurlah akhirnya masalahnya telah selesai.

    joko disini saja:
    Terima kasih akhirnya masalah sudah diselesaikan dengan baik oleh pihak hotelnya.

    Sriyono Semarang:
    Lha, kok pakai lemas, Mas? Hahahaha.

    Hendrik Lim, Jakarta:
    Terima kasih Pak Hendrik. Wah, dini hari sudah mampir ke blog saya. :)

    BalasHapus
  16. DALAM KOMENT INI KOQ PIHAK HOTEL TIDAK BERANI KOMENT, APA SUDAH DISELESAIKAN ??? OK LAH... TIAP SEBULAN 4 KALI SAYA KE SURABAYA, INFO INI SEBAGAI REKOMENDASI SAYA UNTUK TIDAK MENGINAP DISANA..TERIMAKASIH INFONYA..

    BalasHapus
  17. Artikel yang Sangat membantu, Terimakasih Infonya Semoga dengan adanya post di atas, kita bisa lebih tau, mengerti dan memahami semuanya. Salam hangat & Sukses selalu
    Visit Hotel Terbaru

    BalasHapus