Berbeda dengan broadcast dari BlackBerry yang seringkali saya abaikan, kecuali tentang Pengobatan Gratis Hydrochepalus beberapa waktu yang lalu, yang sempat saya posting di blog ini, broadcast kali ini membuat saya jadi tertegun sejenak kala membacanya.
Apa isi pesannya? Inti pesannya mengisahkan cerita di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur di sebuah perusahaan. Tepatnya, dalam sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan & kritikan dari anak buah kepada sang direktur yang segera memasuki masa pensiun.
Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Di antara pujian & kesan yang diberikan, dipilih & dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.
Dia menulis semuanya dengan huruf kapital pada kata-kata tertentu. Tulisannya sebagai berikut :
Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata TOLONG, setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya.
Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan MAAF, saat Bapak menegur, mengingatkan & berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.
Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan TERIMA KASIH kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.
Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada seorang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan & dikecilkan & sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan merestui jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin.
Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.
3 (tiga) kata : TERIMA KASIH, MAAF & TOLONG adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.
Perpisahan
Hem, itulah kisahnya. Hikmah dari kisah di atas adalah seringkali kita baru tahu dan menyadari betapa berartinya seseorang bagi kehidupan kita justru di saat akan Berpisah. Seseorang akan selalu dikenang oleh orang lain kalau dia banyak meninggalkan kebaikan buat orang di sekelilingnya. Jadi jangan berhenti untuk selalu berbuat baik kepada sesama, kepada orang di sekeliling Anda agar orang lain selalu mengenang Anda.
*Kisah Perpisahan ini saya tulis ulang dan saya sunting tanpa mengurangi muatan pesannya sesuai pesan BBM yang dikirimkan seorang teman ke BlackBerry saya
Terima kasih, Maaf dan Tolong. 3 kata itu meski terkesan sederhana dan sekedarnya ternyata bila direnungkan memiliki arti mendalam ya pak?
BalasHapusSaya pun entah lebih merasa dihargai jika atasan/bos mengucapkan kata 'tolong' dan 'maaf' saat memberi tugas, padahal itu sudah kewajiban saya. Mungkin inilah yg disebut dgn kecerdasan emosional bagi para pemimpin, yg bisa 'ngemong' dgn bawahannya. Jadi kita merasa lebih nyaman dan malah lebih fokus, karena mau gak mau merasa tak enak jika akhirnya tugas itu tak terselesaikan dgn baik.
Terima kasih atas artikelnya Pak Joko.
BalasHapustolong tetap menulis inspiratif pak Joko. **kalau ini kesannya saya malah perintah perintah pak Joko, hehehe**
BalasHapusDendy Darin:
BalasHapusBeda meminta tolong dan memerintah memang tipis, Mas Darin. Dan perbedaannya bisa menjauh dari cara mengatakannya. Sama, sebagai seorang pimpinan (saya) dan juga seorang bawahan dari pimpinan saya, saya pun akan pekewuh kalau menjumpai tipe pemimpin seperti direktur dalam cerita tersebut.
Jeprie:
Sama-sama, Mas Jeprie. Terima kasih sudah mampir di blog saya di sela-sela kesibukannya. :)
Jarwadi:
He2... Kelihatannya iya apalagi kalau intonasi perkataannya pakai nada seperti memerintah, Mas. Kecuali kalau disisipkan kata Maaf diantara kalimatnya baru berbeda.
Wah, saya kira pada awalnya, Pak Joko juga mau mengucapkan salam perpisahan dari dunia blog, syukur ternyata bukan itu :D.
BalasHapus"Hikmah dari kisah di atas adalah seringkali kita baru tahu dan menyadari betapa berartinya seseorang bagi kehidupan kita justru di saat akan Berpisah"
BalasHapusBener mas Joko, dan salah satu kelemahan kita yang paling besar adalah keraguan untuk mengatakan pada seseorang seberapa besar kita mencintainya ketika seseorang itu masih ada.
Buruan deh katakan pada orang yang kita cintai bahwa kita sangat mencintainya sebab kita tak pernah tahu kapan perpisahan itu tiba.
Saya kira 3 kata itu ditujukan untuk saya *eh...
BalasHapusTapi saya ingat dulu waktu mengundurkan diri, setelah setahun baru sadar bahwa atasan saya memang pantas di beri 3 kata tsb. Ngga ada salahnya kalau mengucapkan, toh kita memang lebih banyak belajar dari seorang atasan sekalipun mereka bejat, tapi tak keseluruhannya kan? :D
Kemaren nonton kartun tentang seorang pangeran kecil yang nakal. Terperangkap di dunia lain yg hanya bisa ia tinggalkan jika berhasil menemukan 3 kata ajaib ini. Pada akhirnya dia berhasil dan kembali ke dunia nyata dan jadi pangeran yang baik. 3 katanya sama juga ne. Tolong, maaf, dan terima kasih.
BalasHapusyup sebuah 3 kata yang mengandung makna dalam :)
BalasHapussederhana memang bahkan walaupun sering kita ucapkan tetapi kadang 3 kata tersebut amat berpengaruh
kalo orang barat bilang tiga kata itu adalah the magic words.. karena lewat kata maaf tolong dan terima kasih, banyak kebaikan bisa bermula.
BalasHapusinspiratif!
mengharukan sekali. Terima Kasih.
BalasHapusCahya:
BalasHapusSaatnya untuk perpisahan dari blogging itu pasti akan tiba waktunya nanti, Mas Cahya. Tapi belum untuk saat ini. :)
Blogger Addict:
Ya, benar seringkali kita begitu, baru menyadari saat orangnya sudah pergi. Kalau perginya karena pensiun, sih masih bisa dicari lagi orangnya. Yang sedih kalau berpisah buat selama-lamanya.
Terima kasih, Mas sudah mampir ke blog saya.
Kaget:
Ya, benar sekali, Mas. Kecenderungan kita seringnya melihat sisi kekurangan atau negatifnya pimpinan dan baru sadar setelah tidak bersama-sama lagi.
Honeylizious:
Berarti itu versi lain dari kisah ini. Saya malah baru tahu ada versi cerita yang seperti itu.
Andisakab.com:
Sekarang kita sama-sama menyadari keajaiban 3 kata tersebut. Mari, Mas Andi kita mempraktekkannya buat bawahan atau rekan kerja kita.
Gaphe:
The Magic Words? Istilahnya keren, Mas. Iya, 3 kata itu memang ajaib.
TouchBlog:
Sama-sama terima kasih atas kunjungannya.
3 kata yg super :)
BalasHapus